Salah satu 7 keajaiban dunia di Indonesia yang kerap kali menjadi sasaran para wisatawan yang berkunjung ke Daerah Istimewa Yogyakarta tak lain tak bukan adalah Candi Borobudur. Dilansir dari mandiricom.wordpress.com (23/03/10), menurut prasasti Kulrak (784 M) pembuatan candi ini dibantu oleh seorang guru dari Ghandadwipa (Bengalore) bernama Kumaragacya yang sangat dihormati, dan seorang pangeran dari Kashmir bernama Visvawarman sebagai penasihat yang ahli dalam ajaran Budha Tantra Vajrayana.
Didirikan di atas sebuah bukit seluas � 7,8 ha pada ketinggian 265,40 m di atas permukaan laut atau berada � 15 m di atas bukit sekitarnya, berikut adalah data struktur bangunan Candi Borobudur.
Denah candi yang menyerupai bujur sangkar dengan 36 sudut pada dinding teras 1, 2 dan 3 tersusun dari batu Adhesit dengan sistem dry masonry (tanpa pelekat) yang diperkirakan mencapai 55.000 m3 atau 2.000.000 blok batu,
Apabila dilihat dari aspek seni bangunan, ada dua bentuk seni arsitektur yang dipadukan, yaitu : Hindu Jawa Kuno yaitu adanya punden berundak, relief maupun patung Budha yang sedang bermeditasi dan India yaitu adanya stupa dan lantai yang bundar, dan
Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Hal tersebut merupakan salah satu kelebihan candi Borobudur yang merupakan ciri khas arsitektur Budha di Indonesia.
Berdasarkan ketiga data di atas, ternyata terdapat pendapat yang mengungkapkan bahwa Candi Borobudur merupakan peninggalan nabi Sulaeman. Salah satu pendapat dilansir dari farfaraah.wordpress.com (30/10/13), dalam Matematika Islam 3 (Republika, 2009), KH Fahmi Basya menyebutkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan Nabi Sulaeman Putra Nabi Daud. Beberapa diantaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, dan lainnya.
Sebagai manusia yang hidup pada abad ke -10 SM, tentu fakta bahwa Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaeman adalah isu belaka. Karena Candi Borobudur dibangun pada abad ke-8 Masehi dan tempat tinggal nabi Sualeman diketahui adalah di Palestina bukan di Indonesia. Menyikapi pendapat ini, Fahmi Basya dalam bukunya memberikan pandangan-pandangan yang membuka fikiran.
Pada relief-relief yang ada di Candi Borobudur, terdapat beberapa simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba. Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan. Pada relief yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang. Seperti terdapat dalam Surat Al-Baqarah Ayat 248. �Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: �Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman.�
Diketahui pada zaman Nabi Sulaeman ada pekerjaan jin yang tidak selesai ketika mengetahui Sulaeman telah wafat. Saat mengetahui Sulaeman wafat, para jin pun menghentikan pekerjaannya. Di Borobudur, terdapat patung yang belum tuntas diselesaikan. Patung itu disebut dengan Unfinished Solomon.
Para jin diperintahkan membangun gedung yang tinggi dan membuat patung-patung (perdapat dalam Al-Quran Surat Saba Ayat 13) di Borobudur, banyak patung Buddha, sedangkan gedung atau bangunan yang tinggi itu adalah Candi Prambanan.
Sulaeman seperti yang kita ketahui, memiliki kelebihan (mukjizat) dapat berbicara dengan burung-burung dan hewan-hewan (terdapat dalam Quran Surat An-Naml ayat 20-22). Ternyata reliefnya ada di Borobudur, bahkan sejumlah frame relief Borobudur bermotifkan bunga dan burung. Terdapat pula sejumlah relief hewan lain, seperti gajah, kuda, babi, anjing, monyet, dan lainnya.
Kisah Ratu Saba dan rakyatnya yang menyembah matahari dan bersujud kepada sesama manusia. ( (terdapat dalam Quran Surat An-Naml ayat 22). Menurut Fahmi Basya, Saba artinya berkumpul atau tempat berkumpul. Ungkapan burung Hud-hud tentang Saba, karena burung tidak mengetahui nama daerah itu. �Jangankan burung, manusia saja ketika berada di atas pesawat, tidak akan tahu nama sebuah kota atau negeri,� katanya menjelaskan. Ditambahkan Fahmi Basya, tempat berkumpulnya manusia itu adalah di Candi Ratu Boko yang terletak sekitar 36 kilometer dari Borobudur. Jarak ini juga memungkinkan burung menempuh perjalanan dalam sekali terbang.
Saba ada di Indonesia, yakni Wonosobo. Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. Dalam kamus bahasa Jawi Kuno, yang disusun oleh Dr Maharsi, kata �Wana� bermakna hutan. Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba.
Buah �maja� yang pahit. Ketika banjir besar (Sail al-Arim) menimpa wilayah Saba, pepohonan yang ada di sekitarnya menjadi pahit sebagai azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya.
Nama Sulaeman menunjukkan sebagai nama orang Jawa. Awalan kata �su�merupakan nama-nama Jawa. Dan, Sulaiman adalah satu-satunya nabi dan rasul yang 25 orang, yang namanya berawalan �Su�.
Sulaeman berkirim surat kepada Ratu Saba melalui burung Hud-hud. Menurut Fahmi, surat itu ditulis di atas pelat emas sebagai bentuk kekayaan Nabi Sulaeman. Ditambahkannya, surat itu ditemukan di sebuah kolam di Candi Ratu Boko.
Bangunan yang tinggal sedikit (Sidrin qalil). Lihat surah Saba [34] 16). Bangunan yang tinggal sedikit itu adalah wilayah Candi Ratu Boko. Dan di sana terdapat sejumlah stupa yang tinggal sedikit. �Ini membuktikan bahwa Istana Ratu Boko adalah istana Ratu Saba yang dipindahkan atas perintah Sulaiman,� kata Fahmi menegaskan.
Karena yang membuat Candi Borobudur itu bukan manusia saja, tetapi juga Jin, maka segaris lurusnya tiga candi, yaitu Borobudur, Pawon dan Mendut, bukanlah hal kebetulan. karena Jin bisa melihatnya dari atas.
Dengan demikian mereka memberitakan bahwa Borobudur itu gambar Matahari, Pawon itu gambar Bulan dan Mendut adalah gambar Bumi. Itu sebab Mendut mewakili Manusia. Disana ada sebuah patung Manusia sebagai wakil penduduk bumi adalah manusia.
Dijelaskaan mengapa Borobudur itu gambar Matahari, Karena Ratu Saba� dulunya kan penyembah Matahari, jadi �Arsy dia itu bernuansa matahari.
Sumber:
Al-Quran Karim. 2014. Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta : Sahifa