Wanita yang Taat Ibadah Ini Masuk Neraka Karena Air Wudhu. Bagaimana Ceritanya?


Jalan hidup manusia memang sudah digariskan Sang Pencipta. Usia dan rezeki semua sudah diatur olehNya. Tugas manusia hanyalah melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT.

Alkisah. Ada dua orang yang kehidupannya sangat berbeda yakni seorang laki-laki yang bergelimang harta dan seorang wanita yang sangat miskin. Dalam keseharian pun, keduanya tampak begitu berbeda. Sang lelaki hidupnya padat oleh kesibukan duniawi, sementara wanita yang miskin itu justru menghabiskan waktunya untuk selalu beribadah hingga melupakan urusan dunia.

Kesungguhan dan kerja keras lelaki tersebut membawanya pada kemapanan ekonomi yang diidamkan. Namun kekayaannya tak ia nikmati sendiri namun keluarga yang menjadi tanggung jawabnya pun merasakan dampak ketercukupan karena jerih payahnya. Lelaki ini memang sedang bekerja untuk kebutuhan hidup anak-anaknya dan rumah tangganya.

Nasib lain dialami si perempuan miskin. Para tetangganya tak menemukan harta apapun di rumahnya. Satu-satunya harta yang ia miliki hanya sebuah bejana yang berisi air untuk wudhu. Itulah kekayaan yang ia banggakan meski kehidupannya serba kesusahan. Ia berpikir bahwa menjaga kesucian akan membuat ibadah menjadi lebih diterima dan akan dibalas dengan yang lebih baik daripada kehidupan dunia yang fana ini.

Suatu hari ada orang yang mengambil air wudhu dalam bejana milik wanita tersebut. Melihat hal ini, hati si wanita kemudian berbisik, �Kalau air itu habis, lalu bagaimana aku akan berwudhu untuk menunaikan shalat sunnah nanti malam?�

Hari-hari berlanjut dan laki-laki kaya maupun wanita yang miskin itu pun meninggal dunia. Keadaan keduanya di dunia seakan memperlihatkan bahwa si laki-laki akan berada di neraka karena mengutamakan dunia dan si wanita akan masuk ke dalam surga karena selalu mengutamakan ibadah. Ternyata laki-laki kaya itu justru mendapatkan kenikmatan surga dan si wanita yang tak punya apa-apa justru harus merasakan siksaan di neraka. Apa sebenarnya yang terjadi?

Lelaki hartawan tersebut menerima kemuliaan lantaran sikap zuhudnya dari gemerlap duniawi. Kekayaannya yang banyak tak lantas membuatnya larut dalam kemewahan, cinta dunia, serta kebakhilan. Apa yang dimilikinya semata-mata untuk kebutuhan hidup, menunjang keadaan untuk mencari ridha Allah.

Sementara si wanita telah dijerumuskan kepada rasa cinta akan dunia. Buktinya ia tidak rela jika ada orang yang mengambil air wudhu meski orang tersebut bertujuan untuk menjalankan ibadah. Karena ketidak ikhlasan inilah yang menunjukkan bahwa kesederhanaan yang ia lakukan karena dipaksa oleh keadaan dan bukan karena lepas akan kecintaan terhadap dunia.

Sahabat. Sifat zuhud memang bermakna meninggalkan kecintaan pada kesenangan dunia. Namun bukan berarti harus mengosongkan diri dari harta kekayaan. Harta kekayaan yang diraih niatkanlah hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup dan agar lebih bisa maksimal dalam beribadah tanpa sedikit pun merasa takut kehilangan harta tersebut.

Untuk cinta dunia, seseorang tak mesti menjadi kaya raya terlebih dahulu karena zuhud memang berurusan dengan hati, bukan secara langsung dengan alam bendawi.

Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.

Referensi: rambuislam.com dengan analisis pribadi
Phaul Heger

Terlahir dimasa pendudukan, bangsa dan tanah air harus terbebas karena kemerdekaan ialah hak setiap bangsa.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama