Akhirnya Terungkap, Sosok Perempuan Bersimpuh Yang Misterius Menyatu Di Emas Monas, Ternyata...


Pembangunan Tugu yang kini disebut sebagai Monumen Nasional (Monas), sungguh penuh romantika. Tugu yang diniatkan sebagai kenangan perjuangan bangsa Indonesia di masa revolusi tahun 1945, mulai diinisiasi dengan pembentukan Komite Nasional pada tanggal 17 Agustus 1954. Idenya dari sosok sang Proklamator, Bung Karno.

Arsitektur adalah seni. Bukan sekedar ilmu membangun benda mati. Di dalam bangunan bernilai arsitektur tinggi, ada berbagai filosofi dengan makna yang dalam, dan hanya bisa diselami oleh orang-orang yang memahaminya, mulai dari pengembangan ide sampai karya itu terwujud dan dinikmati oleh banyak orang.

Ide membangun tugu di tempat berdirinya Monas sekarang, tercatat sudah dua kali diadakan. Ratusan rancangan dari sejumlah arsitek, ikut berpartisipasi. Sayangnya, rancangan yang menjadi pemenang pun, arsitek F Silaban, belum cocok dengan sang penggagas ide. Akhirnya, arsitek RM Soedarsono menyempurnakan rancangan awalnya.

Bagian paling unik dari bangunan Monumen Nasional adalah 'onggokan' emas murni membentuk lidah api sebagai perlambang semangat perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Lidah api berlapis emas murni seberat 50 kg dengan tinggi 14 meter dan diameter 6 meter itu diletakkan pada cawan raksasa yang menopang lampu perunggu seberat 14,5 ton. Sebagian emas murni itu adalah sumbangan dari seorang pengusaha Aceh bernama Teuku Markam.

Ternyata, ada makna tersirat dari bentuk 'api nan tak kunjung padam' pada emas Monas. Apabila dilihat dari arah halaman depan Istana Negara (konon Bung Karno suka sekali berdiri di sini), secara imajiner bisa menampakkan sosok seorang perempuan yang sedang duduk bersimpuh dengan rambut bagian ujung tergerai lepas. di Bagian atas, tampak 'gundukan' seperti rambut yang disanggul. Agak sulit untuk melihat sosok imajiner itu dari sudut yang lain.

Ada beberapa tafsir dari karya arsitektur ini, seperti dilansir indocropcircles.wordpress.com. Sosok perempuan digambarkan sebagai ibu Pertiwi yang setiap saat 'memantau' kerja sang pemimpin bangsa. Bung Karno juga dikenal luas sebagai orang yang punya perhatian besar pada sosok perempuan. Untuk itu, beliau memasukkan unsur itu dalam beberapa ide bangunan arsitekturnya. Ada pula yang menafsirkan sosok perempuan itu sebagai Nyai Roro Kidul. Sayangnya, semua tafsir itu tidak bisa lagi diverifikasi karena semua orang yang terlibat dalam pembangunan Monas sudah tiada. Tapi setidaknya, kita masih bisa berimajinasi, melihat sosok perempuan misterius itu dari halaman depan Istana Negara. Mau coba?

Sumber foto :

Way2east.com, kaskus.co.id, indocropcircles.wordpress.com, Koleksi pribadi

Baca Sumber :

indocropcircles.wordpress.com/2011/10/11/misteri-relief-wanita-di-obor-api-tugu-monas/

tribunnews.com/metropolitan/2014/02/22/siapa-gerangan-wanita-misterius-di-puncak-monas

Buku Indonesia Poenja Tjerita
Phaul Heger

Terlahir dimasa pendudukan, bangsa dan tanah air harus terbebas karena kemerdekaan ialah hak setiap bangsa.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama